PEDUPAAN MEZBAH DUPA
Pedupaan ini dibuat dari emas, diisi dengan api dari Mezbah Korban Bakaran.
Diberi rempah-rempah pedupaan sehingga mengeluarkan asap yang harum terus menerus siang malam, memenuhi seluruh Kemah Suci ini, bahkan baunya tercium sampai jauh di sekitar Kemah Suci ini (Kid 3:6).
Imamat 16:12 Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling sampai halus, lalu membawanya masuk ke belakang Tabir.
ARTI ROHANI
Tubuh kita adalah rumah Allah
1Korintus 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Rumah Allah ini adalah rumah tempat berdoa.
Matius 21:13 Serta berkata kepada mereka itu, "telah tersurat : Bahwa rumahKu akan disebut rumah tempat berdoa, tetapi kamu ini menjadikan dia gua penyamun (TL)
Pedupaan = Rumah tempat berdoa
Hidup orang beriman itu seolah-olah disimpulkan dalam satu fungsi ini saja yaitu seperti pedupaan (=tempat orang berdoa).
Kalau orang beriman sungguh-sungguh hidup sebagai rumah doa yang suci dan berkenan pada Tuhan, maka Tuhan akan nyata dalam hidupnya dan hidupnya menjadi indah, suatu riwayat hidup yang heran di dunia ini sampai kekal.
Kalau hidup kita tidak dipelihara sebagai rumah doa, maka jadilah gua penyamun, tidak ada pilihan lain.
Kalau hidup penuh dengan dosa seperti gua penyamun, riwayat hidup ini akan penuh dengan perkara-perkara yang najis dan rusak sampai ke Neraka, kecuali bertobat!
Sebab itu setiap orang beriman hidupnya harus menjadi rumah tempat doa seperti pedupaan ini, baru riwayat hidupnya akan menjadi indah dan mulia sampai kekal.
Dalam rumah doa ini kita melihat beberapa hal yang berhubungan erat dengan pedupaan yaitu:
1. Diletakan diatas Mezbah Dupa, merupakan bagian dari Mezbah Dupa.
2. Adanya pedupaan dari emas.
3. Adanya api dari Mezbah Korban Bakaran
4. Adanya rempah-rempah pedupaan yang tertabur diatas api ini
5. Dilayani oleh Imam Besar dan Imam-imam.
6. Dinyalakan terus menerus.
7. Dibawa masuk ke dalam Ruangan Maha Suci.
Proses penyembahan yang benar itu baru terjadi kalau semua yang berhubungan dengan penyembahan ini diatur sesuai dengan Firman Tuhan.
1. DI ATAS MEZBAH DUPA.
Pedupaan ini diletakan di atas mezbah yaitu Mezbah Dupa, tidak boleh diletakan di tempat lain, kecuali pada waktu dibawa Imam besar ke dalam Ruangan Maha Suci (Im 16, Ibr 9:4).
Doa itu tidak dapat lepas dari Mezbah. (Mezbah: Daging dikorbankan, menyangkal diri, Salib).
Orang yang tidak mau menyangkal diri, tidak akan dapat menyembah Allah dengan betul. Sebab tanpa mau mematikan dagingnya, daging akan hidup (kembali dan) limpah dengan macam-macam dosa dan kenajisan sehingga kita tidak mungkin dapat menyembah Allah dengan betul.
Tetapi kalau kita mau menyalibkan daging, meskipun sakit, namun daging dimatikan maka Roh Kudus dapat bebas bekerja di dalam kita, sehingga kita dapat hidup dalam kesucian, dipimpin Roh dan menyembah Allah dengan betul, dalam Roh dan Kebenaran (Yoh 4:23).
Satu kali akan datang saatnya, kita pindah ke dalam Ruangan Maha Suci (atau pada waktu pengangkatan, pindah ke dalam Kerajaan Surga); maka di sana tidak ada lagi penyangkalan diri, daging sudah tidak ada, sudah mati total, dan kita hidup penuh dengan syukur, puji-pujian dan penyembahan kepada Allah di dalam Surga.
Zaman sekarang, penyembahan itu erat hubungannya dengan kematian daging. Orang yang tidak mau mematikan daging (tidak punya mezbah), tidak akan dapat menyembah dengan betul. Tetapi kalau punya mezbah dan mau bertekun, itu akan menghasilkan kemuliaan yang abadi. Inilah pedupaan di atas Mezbah Dupa.
2. PEDUPAAN DARI EMAS.
Ibrani 9:4 Di dalamnya itu ada perukupan (=pedupaan) emas, dan peti perjanjian yang bersalut kelilingnya dengan emas, di dalamnya itu ada bokor emas yang berisi manna, dan tongkat Harun yang sudah bertunas, dan kedua Loh Batu perjanjian. (TL).
Tempat pelayanan pedupaan ini ialah Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci (pada hari grafirat), sebab itu ia harus dibuat dari emas.
Emas = Kesucian, sifat Ilahi.
Orang yang menyembah Allah harus memperhatikan kehidupannya supaya tetap terpelihara di dalam kesucian, bahkan meningkat terus sampai suci seperti Allah.
Justru di dalam penyembahan yang betul, kita makin meningkat di dalam kesucian.
Jangan ada dosa-dosa atau keadaan yang najis seperti Korah cs yang penuh dengan nafsu2 yang rendah dan keji. Ini gua penyamun dan ini tidak akan diberkati, malahan dihukum dengan dahsyat.
Biar kita berdoa dan menyembah Tuhan dengan pedupaan dari emas, dengan keadaan yang suci dihadapan Allah (Yes 1:11,15; Ams 28:9; Maz 80:5;109:7 dll).
250 Imam palsu yang memberontak kepada Musa membuat pedupaan dari tembaga dan mereka ditolak oleh Allah bahkan dihukum dengan api dari Tuhan sehingga mati hangus.
Bilangan 16: 35 Lagi keluarlah api, berasal dari pada Tuhan, lalu memakan habis kedua ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan itu.
Akhirnya pendupaan tembaga ini ditempatkan Allah pada Mezbah Korban Bakaran, ditempat yang sesuai, sebab semua perkakas dalam Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci haruslah dari emas.
Berdoa dan menyembah Tuhan di dalam kesucian itu indah sekali, hasilnya sangat besar dan kita tumbuh di dalam kesucian. Kalau seseorang tidak suka berdoa, hidupnya tidak akan berubah terus, tidak meningkat dalam kesucian, itu bukan pendupaan emas.
Ada orang tekun berdoa untuk mendapat uang lebih banyak, untuk kesembuhan, untuk berkat-berkat jasmani lainnya tetapi tidak tumbuh dalam kesucian, itu bukan pendupaan emas. Musa bersekutu dengan Tuhan, ia berubah bahkan tubuhnya berubah (Ul 34:7; Kel 34:30), juga rohnya makin suci seperti Tuhan, sehingga ia tumbuh kepada kesempurnaan.
Justru pendupaan emas inilah yang dibawa Imam Besar ke dalam Ruangan Maha Suci pada hari grafirat, suatu tanda pertumbuhan yang pesat sampai sempurna dalam kesucian karena doa di dalam Roh dan Kebenaran (Im 16:12; Ibr 9:3-4). Tumbuhlah di dalam kesucian, di dalam doa yang betul.
3. API DARI MEZBAH KORBAN BAKARAN
Api ini yang menyalakan rempah-rempah pendupaan itu sehingga terbakar dan mengeluarkan asap yang harum. Api inilah yang menggerakan seluruh proses pembakaran rempah-rempah ini.
Tidak boleh memakai api yang lain, itu berbahaya.
Nadab dan Abihu, imam-imam resmi, ia diangkat oleh Allah dan sudah diurapi, tetapi memalsu api dalam pendupaan yang dibawanya. Mereka memberi api yang lain, Tuhan marah luarbiasa dan langsung membunuhnya.
Imamat 10:1-2 Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan Tuhan api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan Tuhan, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan Tuhan.
Begitu pula di dalam penyembahan jangan ada api yang lain yaitu motif atau maksud-maksud tersembunyi yang dosa, sebagai pendorongnya, misalnya:
a. Jangan sebab ingin puji lalu rajin menyembah, itu sia-sia bahkan akan direndahkan Tuhan seperti yang terjadi pada orang-orang Parisi.
Matius 23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. (lihat juga Luk 18:9-14).
b. Jangan menaikan penyembahan, dengan doa yang panjang-panjang dan dibuat-buat untuk memberi kesan "rohani" sehingga dipercayai, tetapi hatinya ada maksud pemerasan dan penipuan, ingin milik orang lain. Ini munafik dan jahat dihadapan Tuhan.
Matius 23:14 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.
c. Jangan ramai-ramai berdoa menyembah Tuhan tetapi sebetulnya hanya kerena ingin bersama-sama untuk kemudian mendapatkan kesempatan mengulurkan hawa nafsu sex di luar pernikahan.
Ini cara-cara orang dunia yang menyembah berhala-berhalanya lalu duduk makan minum dan bermain macam-macam adegan sex.
1Korintus 10:7 dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (KJV: And rose up to play, TL: lalu bangkit bermain. Ini main-main perkara hawa nafsu yang najis, lihat juga Kel 32:6; Bil 25:5 dan lain-lain).
Dalam agama-agama berhala mereka mempunyai alasan-alasan agama yang menyucikan (mensahkan) segala percabulan itu dengan upacara-upacaranya. Tetapi dihadapan Tuhan dosa tetap dosa sekalipun diberi banyak dupa penyembahan pada Allah, malahan Allah marah akan segala kemunafikan yang keji itu.
Motif-motif doa penyembahan kita harus suci, yaitu hanya dengan api Mezbah Korban Bakaran, yaitu penyembahan yang keluar dari hidup yang disucikan oleh salib Kristus, dari suatu hidup yang kedagingannya sudah disalibkan, dimatikan.
Sebab daging disalibkan, timbul gairah yang besar untuk berdoa. Inilah api salib Mezbah Korban Bakaran yang membakar dupa itu dan menghasilkan asap dupa yang harum, yang naik dalam penyembahan kepada Allah.
Di dalam orang yang sungguh-sungguh mau menyalibkan/ mematikan segala kedagingannya, Roh Kudus dapat bekerja dengan bebas dalam hatinya, sehingga ada gairah yang besar dalam doa dan keluar suatu penyembahan yang penuh dengan pengurapan dan manis terus menerus kepada Allah.
Inilah api dari Mezbah Korban Bakaran, gairah dari salib (yang mematikan daging bukan melazatkannya).
Ini akan berkenan kepada Tuhan sehingga doanya naik dan dijawab Tuhan, dan itu berarti segala-galanya. Luarbiasa!
Segala kemurahan, anugerah dan berkat-berkatnya dicurahkanNya dengan limpah pada orang-orang ini. Jangan memakai api, motif, penggerak lain yang najis dan dosa, tetapi hanya api mezbah yang suci ini.
4. REMPAH-REMPAH PEDUPAAN
Beri sebanyak-banyaknya rempah-rempah pedupaan dalam doa kita kepada Allah. Jangan bisu, buka mulut ini untuk menyembah Dia, ini cara yang terbaik.
Baik dengan kata-kata iman, ucapan syukur, kata-kata penyerahan dan ketaatan, pujian dan pengagungan. Sembahlah Dia terus.
Ketiga hal ini, yaitu:
- hidup sebagai rumah doa = pedupaan emas.
- gairah dari salib = api Mezbah Korban Bakaran yang mematikan daging.
- kata-kata penyembahan kepada Tuhan = rempah-rempah pedupaan.
Semua ini membentuk suatu penyembahan yang indah yang diukur oleh Tuhan.
Justru bagian inilah yang masuk hitungan Tuhan.
5. DILAYANI IMAM BESAR DAN IMAM-IMAM
Mezbah Dupa, istimewa pedupaan ini dilayani oleh Harun (Imam Besar) dan anak-anaknya (imam-imam, Kel 27:21, Bil 16:40, 2Taw 26:18, Luk 1:9).
a. Harun (atau imam-imam) mengisinya dengan api dan rempah-rempah pedupaan setiap pagi dan petang (Kel 30:7-8). Ini menghasilkan asap dupa yang harum yang naik dihadapan hadirat Tuhan siang malam tanpa berhenti (1Tes 5:17, Yud 20, Ef 6:18).
b. Begitu pula hamba-hamba Tuhan harus melayani sidang Tuhan sedemikian rupa sampai keluar doa puji-pujian dan penyembahan yang terus menerus dari umat Tuhan tanpa berhenti, sehingga Allah berkenan akan umatNya.
Kalau pemimpin-pemimpin Gereja sungguh-sungguh bertekun dalam doa Mezbah Dupa, pasti anggota-anggota akan cepat belajar dari mereka, juga meniru doanya (1Kor 11:1). Maka jemaat juga tahu berdoa dengan baik. Tetapi kalau Gembala Sidang atau pemimpin tidak tahu berdoa, begitu juga sidangnya.
Imam-imam harus memberi api dari Mezbah Korban Bakaran dan rempah-rempah, memberi teladan hidup di atas mezbah dan berdoa serta memberi pengajaran yang cukup tentang berdoa, maka Mezbah Dupa dari jemaat akan menyala dengan baik dan Tuhan berkenan sehingga Sidang itu bertumbuh dengan baik.
c. Satu tahun satu kali Imam Besar membawa pendupaan ini masuk ke dalam Ruangan Maha Suci seperti yang diuraikan dalam Im 16:12-13.
Ini suatu pelayanan tingkat tinggi bahkan sempurna. Jadi pelayanan doa ini akan membawa Imam besar ke dalam Ruangan Maha Suci.
Sebab itu setiap orang suci harus benar-benar memperhatikan kehidupn doanya (disamping Meja Roti Pertunjukan dan Pelita), supaya boleh terus meninggkat sampai masuk ke dalam Ruangan Maha Suci yaitu kesempurnaan.
6. PEDUPAAN DINYALAKAN TERUS-MENERUS
Keluaran 30:7-8 Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian (dupa); tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu (pelita), haruslah ia membakarnya.
Juga apabila Harun memasang lampu-lampu (pelita) itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan (dupa) yang tetap (KJV: terus menerus) di hadapan Tuhan di antara kamu turun-temurun.
Setiap pagi dan petang pada waktu imam-imam datang melayani pedupaan, imam-imam ini juga menambahkan bara api dari Mezbah Korban Bakaran dan dupa yang di dalam Pedupaan di atas Mezbah Dupa ini. Sebab itu pedupaan ini menyala terus serta mengeluarkan asap dupa yang harum terus menerus sepanjang masa.
Dari Mezbah itu asap dupa yang harum terus menerus mengepul-ngepul naik ke atas, memenuhi segenap ruangan dengan bau yang semerbak dan naik ke hadirat Allah. Asap dupa yang terus menerus keluar itulah doa orang suci yang terus menerus.
Inilah doa yang menurut pola Firman Allah ialah DOA ORANG SUCI TANPA BERHENTI.
1Tesalonika 5:17 Dan berdoa dengan tiada berkeputusan (TB: Tetaplah berdoa, KJ: tanpa berhenti)(TL).
Mengapa sebagian orang Kristen tidak berdoa dengan tiada berkeputusan?
Sebab kurang mengerti, sebab kurang/ tidak percaya, sehingga tidak mau mencoba.
Apakah artinya berdoa dengan tidak berhenti?
Artinya tidaklah sukar, tidaklah tersembunyi, tetapi sangatlah sederhana dan jelas. Berdoa tanpa berhenti berarti berdoa 24 jam dalam 1 hari yang juga 24 jam lamanya!
Biasanya dalam jadwal kebaktian Gereja-gereja kita mempunyai hari-hari dan jam-jam doa. Ini mutlak perlu. Kita harus mendisiplinkan diri kita untuk dengan setia untuk datang dalam kebaktian-kebaktian doa bersama. Tetapi ini belum mencakup "berdoa tanpa berhenti!"
Ada yang menambah dengan jam-jam doa di rumah sendirian. Ini baik, ini juga termasuk kebutuhan-kebutuhan dasar seorang Kristen! Tapi ini belum mencakup pengertian "berdoa tanpa berhenti!". Misalnya tiap pagi kita berdoa 1 jam, dimulai jam 04:00, maka jam 05.00 kita berhenti!
Berdoa setiap pagi (satu jam) itu sangat baik, tetapi ini belum mencakup doa "dengan tanpa berhenti!"
meskipun sore kita berdoa lagi satu jam misalnya, dimulai jam 21:00, tetapi jam 22:00 kita ucapkan amin dan berhenti lagi! Tuhan berkata berdoalah tanpa berhenti!
Aneh? Mustahil?
Tidak!
Memang, kadang-kadang perkara rohani yang paling sederhana pun sudah mustahil bagi otak yang manusiawi ini sehingga Nikodemus keheran-heranan, hanya untuk langkah permulaan hidup iman: Lahir Baru.
Apa mungkin kita berdoa 24 jam sehari? Tanpa bekerja, tanpa tidur, tanpa makan dan tanpa berbuat perkara-perkara yang lain?
Mungkin, karena:
1. Firman Tuhan tiada yang mustahil. Tuhan tidak akan terlalu bodoh sehingga menyuruh mengerjakan hal-hal yang tidak mungkin. Tuhan tidak bodoh dan tidak kusut (1Kor 1:25; 14:33).
2. Ini dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah dewasa rohani yaitu yang sudah mahir berjalan dalam Roh. Sebab dengan berdoa di dalam Roh, pikiran kita tidak bekerja (1Kor 14:14) sehingga kita dapat memikirkan dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain sambil berdoa.
3. Berdoa itu bukan hanya berkata-kata dengan Allah, tetapi juga berhubungan, bersekutu selalu dengan Tuhan, sementara Roh Kudus berdoa lewat kita, kita bersekutu dengan Allah, jadi di dalam berdoa senantiasa kita berhubungan senantiasa dengan Tuhan.
Dr. John Sung dan banyak hamba-hamba Tuhan menyamakan berdoa itu dengan bernafas! Jelas...?
Bukankah kita bernafas 24 jam sehari juga? Dan sekaligus juga melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lain?
Begitu juga dengan berdoa.
Berdoa adalah bercakap-cakap dalam berhubungan dengan Tuhan. Bercakap-cakap dengan Tuhan itu memang terbatas, meskipun sangat perlu, tetapi berhubungan dengan Tuhan itu tidak terbatas! Dapat 24 jam sehari!
Pada waktunya, sesudah dewasa rohani, mahir berjalan dalam Roh,hal ini akan dapat kita lakukan. Dan setiap kali kita belajar ke arah ini. Selain berdoa senantiasa kita juga melakukan yang lainnya yaitu:
a. Berdoa dalam bilik tertutup (Mat 6:6), mutlak diperlukan setiap hari. Ini juga berdoa, bahkan berjam-jam. Ini sangat baik, tetapitidak cukup hanya ini.
Kalau hanya dalam jam-jam doa ini kita berdoa pada Tuhan dan di luar jam-jam ini kita tidak ada hubungan dengan Tuhan, maka hanya dalam jam-jam itu kita dekat dan erat dalam persekutuan dengan Tuhan, tetapi di luar waktu itu mungkin dapat jauh dari Tuhan, sehingga timbul macam-macam keganjilan dalam hidup anak-anak Allah.
Kadang-kadang ditemukan orang-orang Kristen yang "bisa" berdoa satu jam setiap hari, tetapi perbuatannya masih kejam, kotor dan memalukan nama Tuhan.
Mengapa?
Sebab dalam waktu jam-jam doa ini, mereka ada hubungan dengan Tuhan, berkata-kata dalam bahasa lidah, mungkin dengan hancur hati dan air mata. Dalam waktu ini hubungan dengan Allah begitu erat, nyata dan manis. Ini memang waktu-waktu yang luar biasa! Setanpun sangat takut dan gemetar terhadap waktu-waktu ini; dia sama sekali tidak berani menyerang kita dan dia tak berdaya. Kalau waktu-waktu seperti ini dikurangi, tentu setan sangat berterima kasih!
Sungguh ini waktu "berjalan dengan Allah". Tetapi di luar jam-jam sembahyang, seringkali hubungan dengan Allah diputus! Karena sudah merasa cukup 1-2 jam bercakap-cakap terus dengan Tuhan. Sekarang mendengar "yang lain!" Dalam pekerjaan, dalam makanan, dalam rumah tangga, dalam hobby-hobby dan lain-lain.
Ingat Setan selalu siap menyerang kita 24 jam setiap hari,dia selalu mengamat-amati kita, dia selalu mencari kesempatan, seperti singa yang buas mengaum-aum TAK PERNAH BERHENTI hendak mencari barang siapa yang dapat dilulurya (1Pet 5:8).
Kelangsungan hidup rohani kita ini sangat tergantung dari Allah.
Tanpa Dia, kita bukan apa-apa.
Tanpa Dia, kita tak berdaya.
Tanpa Dia, kita akan jatuh dan dikalahkan si setan.
Bukan oleh kuat dan gagah, melainkan oleh Roh Tuhan saja semua (kemenangan) boleh jadi (Zak 4:6).
Kita sangat bergantung pada Tuhan, sebab Dialah kekuatan kita. Selekasnya kita putus hubungan dengan Tuhan, berjalan sendiri, dengan kekuatan dan pikiran sendiri,waktu itu juga setan mulai menyerang dan menerkam kita, lalu kita berbuat dosa, macam-macam perbuatan yang bukan dikehendaki Tuhan.
Tuhan mengerti hal ini, sebab itu Tuhan berkata harus berdoa tanpa berhenti, kita harus selalu berhubungan dengan Dia terus menerus.
Sesudah berdiri dari berlutut berdoa di dalam kamar atau di dalam Gereja, jangan kita berhenti berdoa! Terus berhubungan dalam doa.
b. Waktu berkata-kata, dalam hati kita harus tetap terus berdoa, sehingga kata-kata kita yang keluar, bukannya dari diri kita, tapi dari hasil perhubungan dengan Tuhan, dimasinkan dengan garam (Kol 4:6). Kalau dalam setiap berkata-kata berdoa, maka tidak perlu kita berbuat begitu banyak kesalahan, sehingga kemudian menimbulkan banyak penyesalan dan kepahitan.
Kalau setiap kali mendengar perkataan yang menyakitkan hati, yang menuduh, yang merendahkan, kita terima dengan berdoa dan mau menunggu jawaban dari hasil dialog kita dengan Tuhan di dalam hati, maka tidak akan begitu banyak kemarahan, fitnah dusta, kebencian dan macam-macam kata-kata jahat yang keluar dari mulut kita.
Lebih indah kalau kita mendapat karunia bahasa lidah. Sambil bercakap-cakap dengan orang, di dalam hati kita terus berdoa dalam bahasa lidah, lebih-lebih dalam percakapan atau hal-hal penting! Iman kita dikuatkan (1Kor 14:4) dan kita mendapat hikmat, kuasa dan karunia-karunia lain yang diperlukan.
Hubungan dengan Tuhan tidak boleh putus! Ini berbahaya.
Kalau sebelum berdusta, sebelum memfitnah atau sebelum berkata-kata jahat tentang seorang lain kita terus berdoa pada Tuhan, maka kita akan batal untuk berdosa, kita akan melihat hasil yang lain! Sedangkan Balhum yang hatinya penuh tamak akan uang dan ingin menurut Balak, tetapi karena ia berdoa lebih dulu pada Allah sebelum mengutuki bangsa Israel, maka batallah rencana dosanya.
Heran, bukan kutuk yang ke luar, tetapi berkat untuk umat Allah.
Oh, heran! Balhum sendiri heran!
Begitu juga kita sendiri akan heran, dan akan bersyukur pada Tuhan, kalau mau berhubungan dengan Tuhan lebih dahulu sebelum berkata-kata, berencana atau bertindak. Tuhan dapat memberi hikmat, kekuatan dan perubahan dalam kata-kata kita, asalkan kita mempunyai hubungan dengan Tuhan dan mau menunggu dengan sabar "kata-kata dari Tuhan". Memang kadang-kadang Tuhan suruh kita tutup mulut, tapi ada kalanya kita tak mau menurut dan melawan menyerang dengan hujan kata-kata. Ini akan memutuskan hubungan dengan Tuhan dan membuka kesempatan pada iblis dan... celaka hasilnya.
Tinggallah tetap berdoa, berdoa saja terus, pertahankan hubungan dengan Tuhan.
c. Sambil berjalan di jalan atau di mana saja, kita perlu selalu berhubungan dengan Tuhan. Dalam perjalanan ada banyak perkara yang mata harus melihat, telinga mendengar dan hati merasakan.
Dalam perkara-perkara ini selalu terselip panah-panah berapi dari si setan. Kalau dalam waktu-waktu ini tidak ada hubungan dengan Allah, kita tidak berdoa senantiasa, maka biarpun kita penuh dengan pengertian-pengertian Firman Tuhan, seringkali panah-panah berapi setan itu akan mengena di tempat-tempat yang lemah.
Selalu harus dijaga supaya ada hubungan dengan Allah. Lebih menguntungkan untuk terus menerus menggunakan karunia bahasa lidah yang Tuhan berikan, karena ini meneguhkan iman kita sendiri (1Kor 14:4a). Sehingga perisai iman kita jadi lebih effectif menggugurkan panah-panah berapi si setan.
d. Dalam bekerja, belajar dan berpikir, biar semua ini dialaskan selalu dengan doa tanpa berhenti. Ini tidak akan mengurangi konsentrasi kita sehingga mengurangi mutu pekerjaan kita, tapi dengan heran akan memeliharakan keutuhan kesucian kita dari semua yang jahat, dan justru meningkatkan hasil kerja kita, sebab kita bekerja dengan Allah!
e. Dalam saat-saat menunggu, seperti di dalam bis, menunggu cukur rambut, antri minyak dan lain-lain, jangan kita membuang waktu yang sia-sia, melainkan selalu meneguhkan iman sendiri dengan berdoa di dalam hati dengan bahasa lidah (1Kor 14:4a). Dengan demikian waktu-watu cukur, waktu di dalam mobil, cuci pakaian, mengapur atau mengecat rumah dan lain-lain dapat kita ubah menjadi jam-jam sembahyang di hadapan Allah! Indah!
Terus-menerus berdoa secara demikian ternyata tidak membosankan,malah membuat hidup ini lebih indah, berhasil dalam segala perkara dan kepuasan.
Daud menggunakan waktu di atas kamar loteng dengan sia-sia dan jahatlah akibatnya. Jikalau saja waktu itu dia ada hubungan terus dengan Tuhan, maka dia akan menolehkan matanya dari Betsyeba, memarahi dirinya, minta ampun dari Tuhan, lalu lekas berpakaian perang dan pergi ke medan pertempuran. Jikalau ia waktu itu ada hubungan dengan Tuhan, tentu ada nasehat-nasehat Roh Kudus dalam hatinya, karena paling sedikit Roh Tuhan akan menasehatinya lebih baik berperang dan mati untuk Tuhan daripada menyukakan kesukaan yang berdosa seketika lamanya.
- Kita dapat menikmati percakapan-percakapan dengan istri dan anak-anak kita, bersuka-suka dengan mereka, tertawa-tertawa, menyanyi dan bersenang-senang, tetapi biarlah tetap dalam hubungan dengan Tuhan, sehingga segala kesukaan-kesukaan itu bertambah sedap dan tahan lama.
Kejadian 5:22 Kemudian daripada beroleh Metusalah itu, Henokh hidup dengan Allah tiga ratus tahun lamanya dan beroleh anak laki-laki dan perempuan (TL).
Sewaktu Henokh berjalan dengan Allah, dia tidak bertapa menyendiri dalam goa yang sepi, tetapi hidup biasa di tengah-tengah keluarga dan masyarakatnya, bahkan dalam waktu tiga ratus tahun itu dia masih sempat memperoleh banyak anak laki-laki dan perempuan!
Begitu juga Nuh dalam Kej 6:9 disaksikan oleh Allah bahwa ia tulus, benar dan hidup (berjalan) dengan Allah meskipun ia sehari-hari ada di tengah-tengah keluarga dan masyarakatnya. Penjelasan ini mungkin sukar dimengerti kecuali kita mau mencoba melakukannya. Ini suatu perkara yang indah, cobalah!, sebab inilah kehendak Allah.
Berdoa senantiasa dan berjalan dengan Allah itu erat hubungannya, sebab dalam keduanya ada hubungan dengan Allah terus-menerus.
Memang dengan doa-doa seperti biasanya, kita sudah mencapai banyak, tapi dalam hari-hari yang gelap dan malang ini kita harus lebih banyak diperlegkapi daripada hari-hari yang lalu.
Biasanya sesudah berdoa dengan sungguh-sungguh selama 1-2 jam, sesudah "amin", kita masih merasa hadirat dan hubungan dengan Tuhan. Hendaknya ini dipertahankan terus sepanjang hari, dengan (cara) sebentar-sebentar berdoa, berhubungan terus dengan Tuhan. Jangan putus hubungan dengan Tuhan. Sekalipun bekerja, sekolah dan lain-lain, kita masih dapat berhubungan terus dengan "doa senantiasa ini".
Jangan hanya ada hubungan dengan Tuhan dalam 1-2 jam, lalu 22-23 jam lainnya tidak ada hubungan sama sekali. Di sinilah mudah terjadi macam-macam keanehan, kekalahan dan kejatuhan.
Memang biasanya kerusakan-kerusakan atau kekalahan-kekalahan (dosa-dosa) terjadi dalam 22 jam (yang) tanpa berhubungan dengan Tuhan itu. Meskipun dosa-dosa dan kekalahan itu dapat dibereskan dan diperbaiki dalam 2 jam berdoa berikutnya; tapi ini bukan maksud Allah. Dengan cara ini kita masih mengalami kekalahan, kelemahan dan kepahitan-kepahitan dalam 22 jam tersebut, jatuh bangun, panas dingin.
Juga kelemahan-kelemahan dan kejatuhan-kejatuhan dalam 22 jam tersebut, selalu menambah bahan-bahan bagi setan untuk terus menuduh kita dan tidak jarang merusakkan nama baik (1Tim 3:7).
Betul Tuhan mengampuni kita dengan sempurna, Dia menghapus sampai bersih dan Dia melupakannya, tetapi setan akan terus menuduh kita dengan gencar dan manusia selalu membeber kesalahan-kesalahan kita, menguatkan tuduhan-tuduhan setan (diperalat setan). Jangan lupa setiap dosa dapat merusak banyak perkara yang baik, istimewa rencana Allah yang indah-indah bagi kita dapat batal!
Cara demikian bukan kehendak Allah. Tuhan ingin lebih dari ini. Tuhan menghendaki supaya kita jadi suci di dalam segala perkara kehidupan kita (1Pet 1:15; Ef 5:27; 1Tes 5:23), dan selalu menjadi contoh teladan setiap waktu (1Kor 11:1; 1Tim 4:12; Tit 2:7).
Jangan waktu-waktu "kosong" kita penuh dengan perkara-perkara yang jelek, sehingga meskipun kita ingin memberitakan kebenaran Firman Tuhan, tapi perbuatan dan kelemahan-kelemahan kita meniadakan pemberitaan kita dan akhirnya kita jadi munafik = pura-pura (Tit 1:16).
Tuhan mempunyai cara yang lebih baik dari cara ini, yaitu: berdoa senantiasa!
Tentu pola ini dapat bermacam-macam, tetapi prinsipnya "tidak pernah berhenti berdoa", berdoa senantiasa.
Dengan demikian kita selalu berjaga-jaga (Mat 26:41) dan selalu siuman (1Tim 3:2; 2Tim 2:26) dalam menghadapi si singa yang juga tidak pernah mengantuk atau tidur itu.
Berdoa dalam bilik perlu ditingkatkan dan terus bertambah, tetapi diluar itu jangan berhenti berdoa tetapi terus berhubungan dengan Allah (baik di dalam hati maupun dengan suara yang terdengar dengan bahasa biasa atau bahasa lidah, atau hanya dengan iman di waktu tidur, sampai mimpi-mimpi kita disucikan!).
Pertahankan hubungan dengan Tuhan senantiasa dengan berdoa senantiasa, baik dalam hati atau dengan kata-kata, terus bersekutu dan lekat dengan Tuhan.
1Korintus 6:17 Tetapi orang yang melekat kepada Tuhan menjadi satu roh (TL). (Yoh 15:1-8).
Dengan demikian, maka perlahan-lahan kita akan mulai mengalami kebenaran ayat-ayat yang "mustahil buat manusia", yaitu "tiada berbuat dosa".
1Yohanes 3:6 Barangsiapa yang tinggal di dalam Dia, tiadalah berbuat dosa; maka barangsiapa yang berbuat dosa, belum nampak Dia dan belum kenal Dia (1Yoh 3:9; 1Tes 5:23; Ef 5:27; 1Pet 1:15 dan lain-lain).
Lebih lama kita mempertahankan hubungan dengan Tuhan, kita akan lebih sering mengalami "tiada berbuat dosa", bahkan akan datang waktunya, bahwa kita dapat terus menerus, berhari-hari mengalaminya, TIDAK DAPAT BERBUAT DOSA!
Bukan saja itu, pengurapan Roh Allah makin bertambah-tambah dalam hidup dan pelayanan kita menuju pengurapan yang tak terbatas (Yoh 3:34 seperti anak manusia).
Semua perjanjian-perjanjian Tuhan lainnya akan beruntun-runtun digenapi, hidup penuh dengan kemenangan atas iblis, dan damai dalam hati. Sejahtera Allah yang melebihi segala akal itu akan selalu mengawali hati dan pikiran kita di dalam Kristus Yesus (Pil 4:7).
Inilah hidup yang melekat kepada Allah terus menerus di dalam Allah dan Allah di dalam kita.
Inilah carang yang terus menerus berhubungan di dalam pokok yang benar (bukan sebentar lekat dan sebentar lepas!).
Inilah hidup menurut kehendak Allah yang berkenan kepada Allah dan kepada manusia.
Inilah hidup yang akan berbuah-buah lebat mempermuliakan nama Tuhan.
Haleluyah! Bertekunlah di dalam doa yang suci yang tanpa stop.
7. DIBAWA MASUK KE DALAM RUANGAN MAHA SUCI.
Hanya pedupaaan inilah yang dibawa masuk ke dalam Ruangan Maha Suci oleh Imam Besar (Meja atau mezbahnya tidak).
Imamat 16:12-13 Setelah itu hendaklah diambilnya akan pedupaan (TB: perbaraan, KJV: censer) penuh dengan bara api daripada mezbah, yang di hadapan hadirat Tuhan, dan kedua genggamannya (TB: serangkup penuh) penuh dengan dupa (TB: ukupan) daripada rempah-rempah harum (TB: wangi-wangian) yang tertumbuk halus-halus, lalu hendaklah dibawanya sekaliannya itu masuk ke belakang tirai dinding itu (TL).
Di dalam Ruangan Maha Suci, Imam Besar mencurahkan rempah-rempah pedupaan 2 genggam penuh di atas api dalam pedupaan itu, sehingga timbul asap yang amat tebal menutupi seluruh tabut dan Ruangan Maha Suci.
Ini merupakan nubuatan tentang apa yang akan terjadi pada akhir zaman ini, yaitu pada waktu hujan akhir. Pada waktu ini Roh Kudus bekerja begitu nyata dan kuat sehingga penyembahan umat Tuhan meningkat luar biasa dan sangkakala/ nafiri siap dibunyikan (Wah 8:3-6).
Wahyu 8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
Lihat juga Wah 5:7-9
Jadi doa orang-orang suci yang hidup di atas mezbah inilah yang diukur oleh Tuhan. Dan kalau sudah cukup ukuran penyebahan atau pedupaan ini, pedupaan ini dibawa masuk ke dalam Ruangan Maha Suci.
Sebab itu letak pedupaan ini tidak lagi di dalam Ruangan suci seperti biasanya, tetapi di dalam Ruangan Maha Suci.
Inilah pedupaan yang sudah mencapai ukuran yang penuh (pada hari grafirat).
Ibrani 9:3-4 Dan dibalik tirai yang kedua itulah kemah yang dinamakan Maha Kudus (Ruangan Maha Suci).
Di dalamnya itu ada perukupan mas (KJV,Y: Golden Censer. TB: Mezbah pembakaran ukupan, istilah dari TB ini kurang tepat, sebab yang ada di dalam Ruangan Maha Suci bukan seluruh mezbahnya, hanya pedupaannya saja) dan peti perjanjian yang tersalut kelilingnya dengan mas, di dalamnya itu ada bokor mas yang berisi manna, dan tongkat Harun yang sudah bertunas, dan kedua loh batu perjanjian (TL).
Penyembahan yang dihitung/ diukur Tuhan
Wahyu 11:1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah (yaitu Mezbah Dupa) dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Mezbah yang dimaksudkan disini adalah Mezbah Dupa.
Sebab:
1. Terletak di dalam bait Allah (dalam Ruangan Suci).
2. Halaman itu tidak diukur, sudah diserahkan kepada orang kafir (Antikris) untuk diinjak-injak 31/2 tahun (Wah 11:2).
Mezbah Korban Bakaran itu ada di halaman, jadi tidak termasuk yang diukur. Mezbah hanya ada dua, Mezbah Korban Bakaran dan Mezbah Dupa di dalam Bait Allah. Jadi yang diukur hanyalah Mezbah Dupa dan orang-orang yang berdoa pada Mezbah ini.
Pada waktu ini (beberapa saat sebelum zaman antikris) Tuhan akan mengukur, menghitung seperti orang-orang yang dapat berdoa seperti Mezbah Dupa. Jadi yang diukur atau di hitung oleh Tuhan itulah doa orang-orang suci yang hidup di atas mezbah, yaitu doa dalam Roh dan Kebenaran.
Doa halaman tidak diukur Oleh Tuhan. Orang halaman itulah orang yang masih selalu jatuh bangun dalam dosa, belum sungguh-sungguh bertobat/ lepas dari dosa. Sebab itu seringkali doa-doanya itu bercampur dengan motif-motif diniawi/ daging, doa-doa yang munafik seperti orang Parisi dan sebagainya.
Doa-doa "orang-orang halaman" ini tidak berkenan pada Tuhan, kecuali doa tobat (pertobatan), untuk minta ampun, doa anak terhilang yang mau pulang kembali, itu diterima Tuhan.
Kelak datang masanya bahwa semua doa semacam ini tidak dihitung oleh Tuhan (yaitu pada masa menjelang zaman Antikris, dalam 3,5 tahun pertama dari minggu 70 nubuatan Daniel).
Doa yang diukur itulah "Doa Mezbah Dupa", bukan doa di Mezbah Korban Bakaran atau halaman, apalagi doa di luar halaman. Beberapa orang bangga dengan jumlah yang besar yang hadir dalam kebaktian-kebaktian umum (apalagi angka kehadiran hari Natal, amboi!).
Biasanya dalam semua Gereja, kebaktian Doa jumlahnya paling sedikit dibandingkan yang lain.
Lebih-lebih lagi tidak semua orang yang datang dalam kebaktian doa itu sudah sampai tingkatannya di Mezbah Dupa.
Yang diukur ialah tingkatan Mezbah Dupa, yaitu doa orang-orang suci yang hidup di atas Mezbah, doa di dalam Roh dan Kebenaran.
Kita melihat ada cukup banyak orang yang bertekun berdoa menyembah Tuhan, suatu keadaan yang menggembirakan.
Tetapi tidak semua yang berdoa itu dapat bertahan terus.
Mereka yang berdoa hanya karena ikut-ikutan, akan cepat berhenti.
Mereka yang berdoa hanya karena terdesak atau karena terkena pencobaan, seringkali sangat bertekun dengan gairah selama masa-masa kesukaran, tetapi sesudah semua menjadi aman, baik dan pulih kembali, mereka berhenti berdoa.
Orang datang berdoa karena kesukaran itu baik, sebab minta tolong dan lari kepada Tuhan Yesus itulah yang terbaik. Tetapi dalam kesempatan-kesempatan seperti ini, orang-orang ini perlu diisi dengan Firman Tuhan yang cukup (Mat 7:24:-27) supaya mempunyai pengertian, memaksa diri, kalau perlu bertobat, sehingga dapat berakar dengan baik di dalam Firman Tuhan dan Tumbuh rohaninya. Kalau ia bertumbuh terus sampai Mezbah Dupa, ia akan terus bertekun dalam doa.
Mezbah Dupa itulah orang-orang suci yang selalu hidup di atas mezbah dan selalu bertekun dalam doa dan penyembahan sekalipun tidak ada apa-apa. Tentu kalau ada ujian ia lebih tekun berdoa, tetapi juga di dalam keadaan limpah dan tenang, orang-orang ini terus berdoa menyembah Tuhan dengan bergairah, penuh syukur dan sukacita di dalam Roh dan Kebenaran, inilah Mezbah Dupa.
Orang-orang seperti inilah yang diukur oleh Tuhan, yang masuk dalam hirungan Tuhan.
Betapa sedikit jumlah orang-orang seperti ini. Sebab itu orang-orang beriman harus belajar untuk tumbuh terus sampai pada tingkatan ini!
APAKAH PELITA DAN MEJA ROTI PERTUNJUKKAN TIDAK MASUK HITUNGAN?
Tetap dihitung, tetap perlu, bahkan amat perlu!
Meja Roti Pertunjukan
Orang yang mengerti Firman Tuhan akan makin merindu dan terus bertekun menyembah Tuhan, sebab ia mengerti apa faedahnya dan bagaimana melakukannya.
Justru orang yang berakar dalam Firman Tuhan itu mempunyai dasar yang kuat untuk bertekun di dalam doa yang betul, doa di dalam Roh dan Kebenaran, dalam segala keadaan. Dan ia dapat bertekun terus untuk waktu yang lama bahkan meningkat dalam kesucian makin hari makin suci seperti Kristus.
Pelita
Orang suci yang mengerti dan mempunyai persekutuan tubuh Kristus dan pelayanan yang manis, akan selalu kuat sebab saling menguatkan satu sama lain. Orang-orang ini juga akan saling dikuatkan dalam doa bersama sehingga dapat bertekun dalam doa seperti Musa, Harun dan Hur.
Jadi ketiga alat ini saling berkaitan erat satu sama lain. Andil Meja Roti Pertunjukan dan Pelita di dalam penyembahan itu besar sekali dan tidak dapat diabaikan.
Tetapi mengapa yang diukur oleh Tuhan hanya Mezbah Dupa saja?
Sebab:
1. Ini adalah untuk zaman pra anikris (Wah 11:1-2).
2. Meja Roti Pertunjukan dan Pelita tetap diukur juga. Tetapi dalam ayat ini tidak diukur sebab sudah ada di dalam Ruangan Maha Suci.
3. Dalam zaman ini atau dalam tingkatan kesempurnaan, kelanjutannya dari Meja Roti Pertunjukan dan Pelita sudah ada di dalam tabut.
Dengan kata lain seolah-olah tingkat kesempurnaan dari Meja Roti Petunjukan dan Pelita sudah ada di dalam tabut:
2 loh batu ~ FT -
Buli-buli emas ~ PS | Meja Roti Pertunjukan
Berisi manna -
Tongkat Harun \_ ~ Pelita
Yang berbunga /
Tetapi Mezbah Dupa belum ada di dalam Tabut, sebab itu pada hari grafirat, pedupaan yang di atas mezbah ini dibawa masuk ke dalam Ruangan Maha Suci, sehingga kelanjutan ketiga alat dalam Ruangan Suci itu digenapkan dalam Ruangan Maha Suci.
Jadi Meja Roti Pertunjukan dan Pelita juga diukur, mutlak perlu dan tidak mungkin dapat dibuang, harus ada dalam hidup masing-masing kita dan Jemaat Tuhan.
Tetapi yang mendorong orang-orang suci meningkat makin suci dan masuk dalam kesempurnaan itulah Kuasa Roh Kudus yang makin berlimpah sampai tidak terbatas, dan ini ada di atas Mezbah Dupa. Orang yang bertekun berdoa di Mezbah Dupa akan makin penuh dengan pengurapan Roh Kudus sampai tidak terbatas seperti Anak Manusia yang (Yoh 3:34) sehingga masuk dalam kesempurnaan, dalam Ruangan Maha Suci.
Sesudah mengerti proses penyembahan orang-orang suci kepada Allah, biarlah kita meningkatkan kehidupan doa kita sehingga makin meningkat dalam ukuran Allah, dan satu kali boleh dibawa masuk dalam kesempurnaan Allah di dalam Ruangan Maha Suci.
Blessing Family Centre
Sekretariat : Jalan Bibis IV/2 Surabaya 60161. Telp. (031)3521551 Fax. (031)3534808
BLESSING FAMILY CENTRE SURABAYA
Gembala Sidang : Pdt. Jusak Santoso
JADWAL IBADAH RAYA : New Grand Park Hotel Jl. Samudra 3 - 5 Surabaya.
Minggu Ibadah Raya I ~ Pk. 06.00 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak I (Sekolah Minggu I) ;
Minggu Ibadah Raya II ~ Pk. 08.30 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak II (Sekolah Minggu II) ;
Minggu Ibadah Raya III ~ Pk. 17.00 WIB Di Ruko Pengampon Square F-28 Jl. Semut Baru Surabaya.
Minggu ketiga, Ibadah Raya I,II & III Setiap bulannya disertai dengan Sakramen Perjamuan Kudus.
JADWAL KEBAKTIAN : Di Ruko Pengampon Square Blok F-28 Jalan Semut Baru Surabaya.
Senin Pk. 18.30 WIB Pendalaman Alkitab.
Selasa Pk. 10.00 WIB Kebaktian Kaum Wanita. Pk. 18.00 WIB Kebaktian Cabang (Jln. Tegalsari No. 62 Surabaya).
Rabu Pk. 10.00 WIB Doa & Puasa. Pk. 18.30 WIB Doa Malam.
Kamis Pk. 22.00 WIB - 04.00 WIB DOA SEmalam suntuk di kantor gereja
Jum'at Pk 22.00 WIB - 04.00 WIB Doa semalam suntuk di Trawas
Sabtu Pk. 18.30 WIB Youth Community.
Senin s/d Sabtu Pk. 04.30-05.30 WIB Doa Pagi .
"Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6)
VISI dan MISI Gereja
VISI : Mempersiapkan diri menjelang datangnya hari Tuhan yang mulia.
MISI : Melahirkan generasi yang hidup dengan cara seperti Kristus telah hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar