BLESSING FAMILY CENTRE SURABAYA

Gembala Sidang : Pdt. Jusak Santoso
JADWAL IBADAH RAYA : New Grand Park Hotel Jl. Samudra 3 - 5 Surabaya.
Minggu Ibadah Raya I ~ Pk. 06.00 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak I (Sekolah Minggu I) ;
Minggu Ibadah Raya II ~ Pk. 08.30 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak II (Sekolah Minggu II) ;
Minggu Ibadah Raya III ~ Pk. 17.00 WIB Di Ruko Pengampon Square F-28 Jl. Semut Baru Surabaya.
Minggu ketiga, Ibadah Raya I,II & III Setiap bulannya disertai dengan Sakramen Perjamuan Kudus.

JADWAL KEBAKTIAN : Di Ruko Pengampon Square Blok F-28 Jalan Semut Baru Surabaya.
Senin Pk. 18.30 WIB Pendalaman Alkitab.
Selasa Pk. 10.00 WIB Kebaktian Kaum Wanita. Pk. 18.00 WIB Kebaktian Cabang (Jln. Tegalsari No. 62 Surabaya).
Rabu Pk. 10.00 WIB Doa & Puasa. Pk. 18.30 WIB Doa Malam.
Kamis Pk. 22.00 WIB - 04.00 WIB DOA SEmalam suntuk di kantor gereja
Jum'at Pk 22.00 WIB - 04.00 WIB Doa semalam suntuk di Trawas
Sabtu Pk. 18.30 WIB Youth Community.
Senin s/d Sabtu Pk. 04.30-05.30 WIB Doa Pagi .

"Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6)

VISI dan MISI Gereja

VISI : Mempersiapkan diri menjelang datangnya hari Tuhan yang mulia.

MISI : Melahirkan generasi yang hidup dengan cara seperti Kristus telah hidup

Minggu, 27 Mei 2012

BERSINAR

BAB XII.B.

Fatsal V
PELITA

Fatsal V A
BERSINAR

Ada 2 macam pelita, yaitu :

1. Yang menyala.
2. Yang padam.

Mempunyai pelita (di dalam gelap) tetapi padam itu tidak ada gunanya, tidak ada harganya. Kalau seorang ditawari lampu neon dengan potongan harga 95% tetapi lampu itu mati, apakah dia mau? Pasti tidak! Jangan menjadi pelita yang tidak menyala, sekalipun dahulu pernah menyala, itu tidak ada harganya.

Beda 5 anak dara yang pintar dan yang bodoh, letaknya disini. Yang bodoh dahulu menyala sekarang tidak, sehingga mereka tidak dapat masuk dalam pesta kawin itu; Tetapi yang pintar itu dahulu menyala, sekarang bahkan sampai akhir tetap menyala! (Mat 25:1-13). Kadang-kadang ada orang bersaksi bagai-mana dahulu ia dipakai Tuhan amat heran, banyak mujizat, banyak kesembuhan, terkenal dimana-mana. Ini baik, tetapi bagaimana sekarang? Kalau sekarang tidak lagi bersinar, sekalipun dahulu amat heran, bersinar terang, itu masih termasuk 5 perawan bodoh yang ditolak oleh Tuhan, sia-sia.

Matius 25:12. Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.

Jangan hanya dahulu tetapi sekarang tidak, atau sekarang menyala, tetapi kemudian hari tidak, itu sia-sia.
Banyak orang tertipu sebab pernah menjadi pelita yang menyala amat indah mereka mengira itu heran dan satu kali akan disambut dan dihargai di Surga, keliru! Kalau-kalau dalam hari-hari yang akan datang ia undur, diakhiri dengan daging sampai mati (Gal 3:3-4), maka segala kebajikannya yang dahulu-dahulu itu dilupakan Allah, tidak masuk hitungan! (Mat 7:21-23).

Yehezkiel 3:20. Atau jikalau kiranya seorang yang benar itu undur daripada jalan yang betul serta berbuat jahat, dan Kuadakan suatu kesentuhan baginya, sehingga matilah ia, jikalau sudah engkau menasehatkan dia, tiada maka iapun akan mati dalam dosanya, dan segala kebajikan yang telah dibuatnya, itu tiada akan diingat lagi tetapi darahnya akan Kutuntut juga daripada tanganmu.

Sebab itu, sekalipun pada permulaannya kita sudah bersinar, tetapi kita tetap perlu bertekun sampai ke akhir (Pil 2:13; Mat 24:13).

I. APA ARTINYA BERSINAR?

Keluaran 25:37 Mereka harus menyalakan pelita-pelitanya, supaya mereka memberi terang di sekitarnya (KJV).

Matius 5:15 Tiada pula orang memasang pelita, lalu menudung dia dengan gantang, melainkan ditaruhkan di atas kaki pelita, maka ia memberi terang kepada segala orang yang di dalam rumah. (TL)

Bersinar berarti memberi terang, mengirim terang. Bersinar itu bukan mencari atau menuntut tetapi memberi! Itu sebabnya orang yang bersinar (melayani) adalah orang yang keberkatan, sebab memberi.

Kisah Rasul 20:35c...terlebih berkat memberi daripada menerima. (TL)

Bersinar = menjadi berkat, sebab memberi dan mengirim terang.

Kejadian 12:2. Maka Aku akan menjadikan dikau satu bangsa yang besar dan Aku akan memberkati dan membesarkan namamu; maka hendaklah engkau menjadi suatu berkat.

Kita memang dipanggil untuk menjadi berkat, yaitu memberi, bukan untuk minta-minta, mencari atau menuntut. Orang-orang suci yang mempunyai hati yang suka memberi itu beruntung sebab mereka lebih keberkatan karena Tuhan melimpahkan berkatNya pada orang-orang seperti ini, lebih banyak dari yang mereka salurkan keluar untuk orang lain.

Misalnya si A, karena Tuhan, memberi kepada si B Rp. 10.000,- Siapa yang keberkatan?
Dengan mata jasmani, si B lah yang keberkatan, sebab ia menerima Rp. 10.000,- si A korban (rugi) Rp. 10.000,-
Tetapi kalau dilihat dengan iman, si A lah yang lebih keberkatan.
Mengapa? Sebab Firman Tuhan berkata bahwa yang memberi (si A) lebih keberkatan dan Firman Tuhan pasti jadi bagi yang percaya. Tuhan selalu menggenapi janjiNya. Ia memberkati A (yang memberi) lebih banyak daripada si B yang menerima. Untuk itu si A harus menerima paling sedikit Rp. 30.000,- baru ia dapat dikatakan lebih keberkatan dari si B. (Rp. 10.000 untuk menutup yang dikeluarkannya, Rp. 10.000 lagi untuk menjadi sama dengan si B, lalu Rp. 10.000 lagi atau lebih untuk menjadi lebih dari si B).
Sebab itu pada waktu si A, karena Tuhan memberi Rp. 10.000,- pada si B, pada saat yang sama Tuhan sudah mencurahkan berkatNya bagi si A Rp. 30.000,- (atau lebih).
Dengan iman si A sudah melihat berkat yang lebih besar itu, dan pada waktuNya ia akan menerima dan menikmatinya. Sungguh Kisah 20:35 itu benar! Kadang-kadang Allah memberi 100x ganda, dan itu berarti 100x10.000 = Rp. 1.000.000,- jadi si A menerima Rp. 20.000 + Rp. 1.000.000,-

Kalau orang-orang suci ini dapat "mengalirkan ke luar" lebih banyak, maka Allah memberi kepada mereka lebih banyak lagi dari itu, sehingga mereka tetap limpah sekali sesudah memberi begitu banyak!
Ini dijanjikan Tuhan! Allah sanggup, Allah mampu sebab persediaan Allah tidak terbatas, Allah betul-betul sanggup memberi jumlah berapapun!

II Korintus 9:8. Maka Allah berkuasa mencurahkan segala anugerahNya berlimpah-limpah keatas kamu, supaya kamu dengan senantiasa ada berkecukupan di dalam segala sesuatu, dan boleh melimpah di dalam berbagai-bagai kebajikan (TL).

II Korintus 9:10. Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;

Allah dapat memberi lebih banyak dari apa yang kita berikan atau kirimkan untuk menjadi berkat bagi orang lain, Allah sanggup. Allah tidak terbatas kemampuanNya. Itu tergantung dari iman kita, sampai berapa banyak kita dapat mempercayai Allah sehingga berani "mengalirkan keluar" atau memberi/ mengirim berkat-berkat itu keluar karena Tuhan. Berkat-berkat Tuhan yang diberikan kepada kita itu sesuai dengan jumlah yang kita berikan kepada Tuhan.

Lukas 6:38. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Perbuatan kita itu disebut penaburan, dan kita akan mendapat kembali dari Tuhan sebagai penuaian.
Penuaian selalu jauh lebih besar dari penaburan!

Misalnya kita menabur satu biji mangga. Kalau sudah berbuah, berapa biji mangga yang akan kita tuai? Ribuan biji setiap kali.

2 Korintus 9:6. Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.

Sebab itu orang yang percaya pada Tuhan dan mengerti rahasia ini, dengan sendirinya mempunyai hati yang suka memberi dengan limpah kepada Tuhan, kecuali ia masih diikat egois.
Memang tidak semua orang mempunyai hati yang suka memberi. Lebih mudah orang mempunyai hati yang suka menerima, mencari dan menuntut, lebih-lebih kalau tidak mempunyai iman akan Firman Tuhan.
Sering kali orang-orang Kristen dalam negara yang kurang maju, karena kemiskinan, karena tidak mengerti, karena tidak di ajar dan terutama tidak beriman, sikapnya selalu minta-minta, menerima saja, bahkan menuntut.
Dengan pengertian dan iman akan Firman Tuhan, sikap hidup seperti ini dapat dibalik, sehingga sekalipun belum kaya, dapat atau suka memberi karena iman akan Firman Tuhan (dan sungguh inilah sikap yang keberkatan).
Dengan tidak terasa seringkali dalam Sekolah Minggu anak-anak dilatih untuk mengharap hadiah Natal pada akhir tahun. Kalau setia, mereka berharap akan menerima hadiah yang lebih besar. Mereka lebih setia karena ingin menerima, mengharap dan mencari bahkan menuntut sesuatu (hadiah) yang lebih besar. Ini cara mendidik yang merongrong iman, merugikan pertumbuhan iman. Lebih baik kanak-kanak dari kecil diajar untuk memberi. Kas Sekolah Minggu dapat dipakai untuk memberi anak-anak yang di dalam kekurangan/ keperluan atau untuk penginjilan anak-anak/ umum. Jangan dibiasakan mengharap, minta-minta atau menuntut terus, tetapi belajarlah memberi, mengirim, menyalurkan keluar. Orang yang melayani pekerjaan Tuhan dengan baik, menjadi berkat, itu seperti pelita yang bersinar.

Pelayanan = bersinar
= memberi,
= mengirim berkat.

Melakukan pekerjaan Tuhan itu bukan untuk mencari, menerima atau untuk menuntut apa-apa. Melakukan pekerjaan dalam dunia itu memang untuk mencari nafkah, mencari uang bahkan menuntut dan mengejarnya, sebab itu sesudah seorang bekerja selalu mereka menyodorkan kwitansi.
Tetapi pelayanan pekerjaan Tuhan bukan untuk nafkah.
Kalau pelayanan untuk nafkah, selalu akan menyodorkan kwitansi, untuk mencari uang, bahkan menuntutnya. Biasanya kalau tidak dapat uang, lambat atau cepat ia akan berhenti melayani.
Jadi, pelayanan yang betul itu ialah bersinar, artinya mau korban, mau mati supaya menjadi berkat, menjadi hidup bagi orang lain. Orang yang melayani semacam ini pasti sungguh-sungguh menjadi berkat sehingga orang-orang menjadi hidup imannya.
Kalau belum mau berkorban, belum mau memberi, maka ia belum dapat bersinar dan belum dapat melayani dengan sesungguhnya.

Kalau tujuannya mencari, menerima, mengejar dan menuntut uang/sesuatu yang lain dalam pelayanan itu, tidak mungkin ia melayani dengan tulus dan betul.

2 Korintus 2:17. Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Paulus mempunyai pengurapan untuk berkhotbah dengan luar biasa, dengan ini ia dapat mencari uang. Tetapi Paulus tidak mau. Sebab itu uang tidak mempengaruhi pelayanannya. Meskipun pada suatu saat ada banyak orang memberi persembahan kepada Tuhan yang diberikan kepada Paulus, tetapi Paulus tidak menuntut. Sebab itu pelayanannya tetap tulus dan betul.

Matius 10:8. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Lalu dari mana ia hidup? Tidak ada gajih?

1 Korintus 9:9, 14. Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?
Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.

Ini bukan berarti menolak pemberian sukacita dan sukarela. Paulus mau menerimanya dengan senang hati. (Pil 4:16-18).
Tentu jemaat yaitu orang-orang yang dilayani harus diberi pengertian bahwa mereka wajib memberi sesuai dengan Firman Tuhan dengan sukacita dan rela, tetapi hamba-hamba Tuhan tidak menuntut.

Galatia 6:6. Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

Jemaat yang memberi kepada Tuhan yang diterima oleh hamba-Nya, yang menggembalakan dan mengajarkan Firman Tuhan itu bukan sekedar memberi, tetapi ini sekaligus menjadi penaburan untuk menerima berkat-berkat yang limpah dari Tuhan sebagai penuaiannya. Baik dengan perpuluhan atau persembahan-persembahan lainnya. Adanya pemberian itu justru membuat pelayanan hamba-hamba Tuhan full time lebih efisien sebab tidak lagi perlu mencari nafkah (Kis 18:3-5) Paulus suka menerimannya, tetapi Paulus (dan kita) tidak menuntutnya.

1 Korintus 9:12. Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.

Salah satu tanda dari pelayanan yang betul ialah pelayanannya itu mencakup dan sampai pada orang miskin.

Matius 11:5. orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.

Orang miskin itu biasanya tidak sanggup memberi banyak, hanya sedikit. Tetapi hamba-hamba Tuhan yang tulus tetap memberikan pelayanan yang baik bagi orang-orang miskin ini dengan sukacita, tanpa bersungut-sungut. Mengapa? Sebab untuk orang yang mau menjadi berkat dengan tulus, tidak ada bedanya memberi kepada orang miskin atau kepada orang kaya. Sebab balasan diharap dari Allah bukan dari orang kaya.

Hamba-hamba Tuhan itu bukan hamba "beruang" (orang yang beruang), tetapi betul-betul hamba dari Tuhan!
Ada beberapa orang mengkhususkan diri untuk melayani orang-orang besar dan kaya-kaya saja. Kalau ini betul disuruh Tuhan, untuk saat-saat tertentu atau kasus-kasus tertentu, tidak salah, tetapi kalau disuruh mammon maka motivnya najis! (Tuhan menyuruh sampai kepada orang miskin! Mat 11:5). Alasan untuk manusia mudah, tetapi Tuhan membaca maksud-maksud yang sebenarnya di dalam hatinya. Dan kalau Tuhan tidak berkenan, ia tidak akan bertahan lama, makin lama makin banyak dosa timbul dan bertumpuk-tumpuk dalam hatinya.
Kita harus mencapai orang kecil dan besar, miskin dan kaya, harus semuanya, dan juga motive pelayanan kita harus suci, tulus, benar, sesuai dengan Firman Tuhan.
Orang yang dalam pelayanannya mencari san menuntut uang/ dan lain-lainnya, itu mencari laba yang keji.

I Petrus 5:2. Gembalakanlah kawan domba Allah yang ada diantaramu, jangan sebab terpaksa, melainkan dengan sesuka hati menurut kehendak Allah ; dan jangan sebab hendak beroleh laba yang keji, melainkan dengan sebulat-bulat hati. (TL)

Kalau mencari nafkah, laba, keuntungan, di dalam dunia itu tidak salah, tidak apa-apa (I Tes 4:11-12; 2 Tes 3:10). Sebab itu orang yang ingin mencari nafkah atau uang, carilah dalam pekerjaan dunia biasa, jangan mencari dalam pelayanan pekerjaan Tuhan yang suci dengan macam-macam alasan pura-pura, nanti dapat mamon, Tuhannya hilang (Yah 12:8).

Jadi :

Maksud pelayanan dalam ladang Tuhan:
Bersinar (= memberi) Tuhan yang memelihara.

Maksud pekerjaan dalam dunia :
Mencari.
Menerima.
Menuntut.

II. TERANG KESEKITARNYA

Matius 5:15. ....maka ia memberi terang kepada segala orang yang di dalam rumah!.

Orang serumah itulah orang yang paling dekat, dan orang yang paling dekat dengan pelita itu, dialah yang paling banyak menerima sinarnya!
Kalau ini terbalik, itu bukan pelita; orang yang dekat tidak menerima cahayanya, tetapi orang yang jauh menerima "cahayanya".
Ini "ada maksud", pura-pura atau ada sebab-sebab lainnya.
Pelita yang normal, cahayanya menjadi berkat terutama untuk orang-orang disekitarnya, baru kemudian yang lebih jauh.

Sebuah lampu 10 watt itu kecil, kalau itu di taruh tepat di sebelah sebuah buku, masih cukup terang untuk di baca. Tetapi untuk pembaca yang berada 10 m di depannya itu tidak ada gunanya, apalagi untuk orang-orang yang 100 m dari lampu itu. Makin jauh makin kurang faedahnya, tetapi yang paling dekat mendapat faedah paling besar.

Kalau tentang si B orang-orang sekitarnya mengatakannya pelit, jahat, tetapi ada seorang
dari luar pulau mengatakan bahwa si B begitu murah, baik, maka pasti kita curiga, mungkin ada udang dibalik batu, ada maksud-maksud tertentu! Kalau tidak pasti si B sama saja bagi orang dekat dan orang jauh.

Kalau memang si B berubah menjadi orang baru yang baik, pemurah dan penuh kasih, pasti orang-orang disekitarnya akan merasakan cahaya yang mulia ini. Kalau kita menjadi pelita yang tulus, tidak pura-pura, maka pasti orang-orang sekitar kita dapat merasakannya.

Kalau seorang di rumah jahat, di luar sangat baik sekali, itu tidak wajar, pasti ada maksud-maksud tertentu. Ini tidak betul, tidak tulus, ada maksud. Mungkin ingin puji, ingin terkenal, populer, sebab itu dengan pura-pura ditunjuk-tunjukannya sesuatu yang baik. Atau ada maksud-maksud tersembunyi lainnya. Ini daging!
Pelita yang baik itu dikenal dirumahnya sendiri, tetapi pelita yang dikenal diluar saja itu palsu, daging.

Daud pernah berbuat kesalahan ini. Ia mengasihi musuhnya yang amat jahat (Absalom), tetapi mengabaikan (tidak menjadi berkat) orang-orang yang dekat padanya, yang sangat setia padanya (2 Sam 19:6). Tetapi segera ia ditegur, langsung ia sadar (tidak keras hati) lalu diperbaikinya.

Seorang suami ingin melayani Tuhan full time. Pendetanya menolak berdasarkan fakta bahwa suami ini makan 80-90% dari gajihnya sendiri, istri dan anak hanya diberi 10-20% sehingga istri dan anaknya sangat menderita. Ia mempunyai macam-macam alasan Gembala Sidangnya berkata :
Kalau engkau tidak dapat menjadi berkat bagi istri/ anakmu sendiri, bagaimana engkau dapat menjadi berkat bagi orang lain! Bertobatlah dahulu, pelihara dan kasihi anak istrimu, kalau semua sudah berjalan lancar 1-2 tahun atau lebih, masih merasa terpanggil, pergilah dalam ladang Tuhan untuk berkorban lebih banyak lagi.

III. KORBAN, WAKTU MENYALA

Kalau pelita itu menyala sumbunya terbakar, itu berarti panas, sakit, tetapi banyak sinar keluar.
Kalau tidak menyala, tidak sakit, sumbunya tetap utuh, tetapi tidak ada sinar yang keluar.
Begitulah orang yang menjadi pelita, terus menerus dibakar oleh kematian Kristus yang bekerja di dalam dirinya, baru cahaya kehidupan mengalir keluar bagi orang lain. Sinar dari Kristus yang kita berikan, itulah kehidupan manusia (Yoh 1:4).
Tetapi kalau tidak mau dibakar, tidak mau sakit, tidak mau korban, tidak akan keluar sinar-sinar hidup itu.

Kalau mau dibakar, sekalipun sakit, sumbu ini tetap menahannya, maka keluarlah sinar-sinar yang cemerlang. Menyala itu sakit, korban, hidup di atas mezbah. Selama tahan sakit di atas mezbah ini, selama itu akan terus keluar sinar. Jadi, harus mau pikul salib terus menerus. Kalau berhenti pikul salib, juga sinarnya berhenti. Kalau mau terus bersinar harus tahan dan terus setia pikul salib.

IV. BISA TAHAN BERSINAR TERUS

Dapatkah anak-anak Allah bertahan terus dengan sengsara Salib? Ya!

Selama ada minyak, selama itu pelita ini dapat tahan bersinar terus! Pelita dalam Zakh 4:11-12, bahkan pelita dalam Wah 11:3 yang berada dalam sikon yang paling jelek, dapat tahan bersinar terus, sebab minyak terus mengalir ke dalam pelitanya. Kalau selalu penuh dengan minyak, pasti dapat tahan!

Efesus 5:18. Jangan kamu mabuk anggur, hal itu mendatangkan percabulan, melainkan hendaklah kamu penuh dengan Roh. (TL)

Belajar selalu hidup penuh dengan Rohulkudus, maka kita akan tetap tahan bersinar dalam macam-macam kesukaran dan tidak mudah terbakar sampai habis.
Misalnya Petrus sebelum dan sesudah kepenuhan Rohulkudus, nyata benar bedanya. Sebelum penuh dengan Rohulkudus Petrus sudah berbuat banyak mujizat bersama-sama dengan murid-murid lainnya (Luk 10:17-18), tetapi ia hanya bertahan seketika. Pada waktu pergumulan di Getsemani ia tertidur dan "minyaknya" habis. Tidak lama kemudian di dalam ujian, ia ditiup angin pencobaan yang pelan saja, pelitanya menjadi padam sama sekali. Tanpa berjalan dalam Roh, senantiasa berdoa dalam Roh, maka minyak itu habis dan pelita itu tidak akan tahan bersinar terus.

Mengapa kalau penuh Rohulkudus dapat tahan terus bersinar?

Sebab :

1. Penuh dengan Roh berarti dikuatkan dengan kuasa dari Tuhan (Kis 1:8; Luk 24:49). Kalau kuat tentu lebih tahan.

2. Rohulkudus itu memberi kesukaan dalam hati (Kis 2:13; Luk 10:21; Rum 14:17), juga penghiburan (Yah 14:18), kepuasan (Yah 7:38). Orang seperti ini pasti lebih "tahan bantingan" dalam bermacam-macam sikon yang hebat, ia tetap bersukacita dari Tuhan dan tetap bersinar.

3. Rohulkudus memberi pertolongan dalam segala kesukaran (Yoh 14:16), Dialah penolong kita dengan segala karunia-karunia yang heran itu. Kalau tertolong pasti tahan, sekalipun itu harus dengan iman!

4. Rohulkudus mencelikkan mata rohani kita sehingga kita senantiasa sadar bahwa sengsara yang kita alami karena Kristus akan menjadi kemuliaan abadi (Rum 8:17-18). Kalau mata celik, tidak akan mudah putus asa, tetapi lebih tekun.

Sebab itu kita perlu selalu, terus menerus penuh dengan Rohulkudus, seperti pelita-pelita yang hidup bersama-sama dengan pokok zaitun dalam Zakh 4:11-12 dan Wah 11:3.
Allah itulah sumber minyak kita; berjalan dengan Allah, dipimpin Roh selalu itu seperti pelita yang terus menerus berhubungan dengan pohon zaitun ini.

Kalau MINYAK HABIS, sumbunya akan terbakar habis menjadi arang dan abu. Kalau seorang tidak tahan menjadi pelita, (sebab habis minyaknya) maka ia akan bersungut-sungut, dan kalau ini berlangsung terus, lama-lama ia akan binasa.

1 Korintus 10:10. Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.

Misalnya DEMAS tidak tahan, sebab Roh Tuhan tidak diijinkan bekerja di dalam hatinya. Ini akibat percintaan akan dunia, sehingga ia mengabaikan Tuhan, ia tidak lagi berhubungan dengan sumber minyak itu, maka minyaknya habis, ia bersungut-sungut dan meninggalkan Tuhan (2 Tim 4:10).

YUDAS berjalan dengan Tuhan Yesus sebagai muridNya, tetapi sesungguhnya ia berjalan dengan mammon yang dicintainya. Akhirnya setan masuk, ia mengkhianati Tuhan Yesus dan binasalah ia (Luk 22:3,6).
Kalau minyaknya habis, api ini akan menghanguskan sumbunya dengan cepat.

Menyala atau korban itu memang sakit, tetapi indah, mulia sebab diperkenan Tuhan dan pahalanya kekal. Tetapi kalau hati kosong, (sebab ditinggalkan Roh Kudus), ini menjadi berat, daging akan berteriak-teriak; sudah tidak dapat uang, hormat atau puji, tidak dapat melezatkan diri, masih harus korban, daging berontak, orang ini tidak tahan dan melawan Tuhan, bersungut-sungut sehingga hangus menjadi abu.

Sebab itu anak dara yang kehabisan minyak ditinggal diluar, Tuhan tidak lagi mau mengenalinya (Mat 25:12; 7:23).
Penuh dengan Roh Kudus itu sangat penting, bahkan mutlak (Ep 5:18).
Berdoa di dalam Roh dan kebenaran itu bukan membuang waktu, tetapi justru ini mamakai waktu sangat baik, sebab hidup akan selalu manis oleh anggur surgawi dan semua yang dilakukannya itu sangat efektip, berhasil sebab disertai Tuhan, pelitanya terus menyala sampai "fajar hari" kedatangan Tuhan.


Blessing Family Centre

Tidak ada komentar:

Posting Komentar